Akad Salam Menurut Islam

Akad salam menurut tuntunan Islam itu seperti apa? Pertany’an ini (Akad Salam) muncul dalam pesan singkat, kami menghadir-kan catatn ini semata untuk menjawab pertanya’an “Ukhti ....” masalah kronolongi akad salam, dan mudah-mudahan hal ini bisa memberikan fa’idah. Baiklah mari kita mulai :

( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲْ ﺃَﺣْﻜَﺎﻡِ ﺍﻟﺴَّﻠَﻢِ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ ﻟُﻐَﺔً ﺑِﻤَﻌْﻨًﻰ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﺑَﻴْﻊُ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣَﻮْﺻُﻮْﻑٍ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺬِّﻣَّﺔِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺼِﺢُّ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﻳْﺠَﺎﺏٍ ﻭَﻗَﺒُﻮْﻝٍ ( ﻭَﻳَﺼِﺢُّ ﺍﻟﺴَّﻠَﻢُ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻭَﻣُﺆَﺟَّﻠًﺎ ‏) ﻓَﺈِﻥْ ﺃُﻃْﻠِﻖَ ﺍﻟﺴَّﻠَﻢُ ﺍﻧْﻌَﻘَﺪَ ﺣَﺎﻟًﺎ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﺄَﺻَﺢِّْ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺼِﺢُّ ﺍﻟﺴَّﻠَﻢُ ‏( ﻓِﻴْﻤَﺎ ‏) ﺃَﻱْ ﻓِﻲْ ﺷَﻴْﺊٍ ‏( ﺗَﻜَﺎﻣَﻞَ ﻓِﻴْﻪِ ﺧَﻤْﺲُ ﺷَﺮَﺍﺋِﻂَ ‏)

Menjelaskan hukum-hukum salam (pesanan) Salam dan salaf secara bahasa memiliki makna yang sama. Dan secara syara’ adalah menjual sesuatu yang diberi sifat-nya saja di dalam tanggungan. Salam tidak sah kecuali dengan ijab (serah) dan qabul (terima). Akad salam hukumnya sah dengan cara hal (kontan) dalam masalah pembayaran, dan muajjal (tempo) masalah penyerahan barang. [Fathul Qorib]. Landasan hukumnya adalah firman Allah SWT :

يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلٰى أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ. (البقرة : 282)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bermua’malah dengan tidak secara tunai pada waktu tertentu hendaknya kamu menuliskannya, dan hendaklah salah satu penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar.” (QS. Al-Baqarah:281).


Landasan Dari Hadist Yang Menjelaskan :

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا وَقَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَهُمْ يُسْلِفُونَ فِي الثِّمَارِ السَّنَةَ وَالسَّنَتَيْنِ فَقَالَ مَنْ أَسْلَفَ فِي تَمْرٍ فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ

Dari Ibnu Abbas dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah menjual buah-buahan dengan pembayaran di muka, sedangkan buah-buahan yang dijualnya dijanjikan mereka dalam tempo setahun atau dua tahun kemudian. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menjual kurma dengan berjanji, hendaklah dengan takaran tertentu, timbangan tertentu dan jangka waktu tertentu."[Bukhari No.2085/2086, Muslim No.3010/3011, Abu Daud No.3004, Tirmidzi No.1232, Nasa'i No.4537, Ibnu Majah No.2271, Ahmad No.1771, Ahmad No.1836, Ahmad No.2417, Ahmad No.3198].


Hadist Diatas Dalam Fathul Bari di Jelaskan seperti ini :

قوله : روي عن ابن عباس أنه قال : أشهد أن الله تعالى أحل السلف المضمون إلى أجل ، وأنزل فيه أطول آية في كتابه ، وتلا قوله تعالى: { يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسمى فاكتبوه }; قلت : رواه الحاكم في " المستدرك في تفسير سورة البقرة " عن أيوب عن قتادة عن أبي حسان الأعرج عن ابن عباس ، قال : أشهد أن السلف المضمون إلى أجل مسمى قد أحله الله في الكتاب ، وأذن فيه ، قال الله تعالى : { يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسمى فاكتبوه }الآية انتهى . وقال : حديث صحيح على شرط الشيخين ، ولم يخرجاه ، انتهى .

Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA, bahwasannya beliau menjadikan ayat ini sebagai landasan membolehkan jual beli sistem pesan. Beliau Ibnu Abbas RA mengatakan, “Saya bersaksi bahwa jual-beli as-salaf (as-salam) yang terjamin hingga tempo tertentu telah dihalalkan dan diizinkan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an. Kemudian beliau membaca firman Allah SWT yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak dengan secara tunai, untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya”.

وكذلك رواه الشافعي في " مسنده " ، ومن طريق الشافعي رواه البيهقي في " المعرفة " ، ورواه عبد الرزاق في " مصنفه " أخبرنا معمر عن قتادة به ، ورواه ابن أبي شيبة في مصنفه " حدثنا وكيع عن هشام عن قتادة به ، ورواه الطبراني في " معجمه " من حديث همام عن قتادة به ، ورأيت بعض مصنفي زماننا عزا هذا الحديث للبخاري ، وهو غلط ، ولم يخرج البخاري في " صحيحه " لأبي حسان الأعرج شيئا ، واسمه مسلم . [ ص: 528 ]

Demikian juga imam Asy-Syafi’i telah menjadikan hadist ini sebagai sandaran dalam musnad-nya, dan dari jalur imam Asy-Syafi’i di riwayatkan juga oleh Al-Baihaqi didalam Makrifat-nya, dan telah menceritakan Abdur-Rozzaq didalam Musnaf-nya, telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Qotadah masalah ini, telah meriwayatkan juga Ibn Abi Shaybah dalam musnaf-nya, telah menceritakan kepada kami Waqi’ dari Hisyam dari Qotadah, dan telah meriwayatkan juga masalah ini Ath-Thobroni di dalam Mu’jam-nya.[Ibn Hajar Asqolani dalam Fathul Bari]

السلم في اللغة معناه الدفع والإعطاء والتسليم، وفي اصطلاح الفقهاء هو عقد يقتضي إعطاء المشتري رأس المال وتسليمه للبائع – وهو المسلم إليه – معجلا، مقابل التزام البائع بأداء عين موصوفة في الذمة مؤجلة. وعلى هذا فالسلم بمعناه الاصطلاحي مستفاد من المعنى اللغوي وهو الدفع والتسليم (4) القاضي عياض، مشارق الأنوار، 2/217 ط. المغرب سنة 1333هـ

Definisi salam menurut bahasa (lughat) adalah memberikan sejumlah uang kepada orang yang dipesani barang sebelum barang yang dipesan tersedia. Sedangkan mengenai pengertian salam secara istilah (syari’at), terdapat perbedaan diantara ulama empat mahzab.


Lalu Apa Saja Syarat Akad Salam?

في شروط السلم المتفق عليها والمختلف فيها وهي تسعة : ستة في المسلم فيه ، وثلاثة في رأس مال السلم . أما الستة التي في المسلم فيه فأن يكون في الذمة ، وأن يكون موصوفا ، وأن يكون مقدرا ، وأن يكون مؤجلا ، وأن يكون الأجل معلوما ، وأن يكون موجودا عند محل الأجل . وأما الثلاثة التي في رأس مال السلم فأن يكون معلوم الجنس ، مقدرا ، نقدا . وهذه الشروط الثلاثة التي في رأس المال متفق عليها إلا النقد حسب ما تقدم .

Di dalam syarat akad Salam terdapat perbedaan dikalangan ulama madzhab, (terlepas dari perbeda’an). Setidak-nya syarat salam itu ada sembilan, yang {6} terletak pada muslam fih, dan yang {3} terletakpada ra’sul mal. Adapun (6) pada muslam fih adalah : (1) - Syarat Pada Uang, menjelaskan jenis alat pembayaran (ra’sul mal) seperti mata uang apa yang di gunakan, transfer ATM atau Paypal. (2) - Syarat pada barang atau sifat barang, yang warna hijau atau merah. (3) – Dimungkin-kan untuk diserahkan pada saatnya, dan juga ukuran atau timbangannya. (4) - Jelas Waktu Penyerahannya. (5) - Jelas Tempat Penyerahannya. (6) - Barang tidak diserahkan saat akad, atau barang yang dipesan belum tersedia pada saat transaksi, sampai pada batas waktu yang disepakati bersama.

Sedangkan yang (3) terletak pada Ra’sul Mal, yaitu (1) - Harus berupa barang yang bisa dijelaskan jenisnya, macamnya, dan warnanya. Atau berupa uang yang bisa dijelaskan mata uangnya dan keluarannya (uang lama atau baru yang masih berlaku). (2) - Jumlah,timbangan, ukuran dan hitungan ra’sul mal harus dijelaskan dalam akad. (3) - Diserahkan pada waktu transaksi (akad) masih berlangsung [Al-Qurthubi dalam Tafsif-nya Juz 3, no 345].


Tanyakan yang belum difahami. Bersambung....


Kami sangat ingin memanjakan anda dalam belajar, IQRO.NET sangat membutuhkan saran anda dalam mewujudkan hal itu, Salah satunya adalah kami ingin memberitahukan anda ketika kami update Artikel menggunakan RSS atau menggunakan email, silahkan.
Sengaja banyak catatan yang belum selesai, kami ingin tau seberapa perduli anda kepada ilmu, terutama masalah muamalah, biasanya akan terurai pada kolom komentar.

0 Response to "Akad Salam Menurut Islam"

Post a Comment