Rukun Islam yang pertama adalah shahadat, seperti yang telah Rasulullah tujukkan kepada kita Ummat Islam semua, dalam hadist shahih Rasulullah bersabda : “Islam dibangun diatas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan shaum di bulan Ramadhan.” [HR. Bukhari dan Muslim].
(1) Syahadat - Memahai Makna Kalimat "Syahadat". (2) Shalat - Mengetahui Cara Shalat Yang Benar. (3) Zakat - Mengetahui Panduan Zakat Praktis. (4) Puasa - Mengetahui Masalah-masalah Puasa. (5) Hajji - Mengetahui Masalah-masalah Hukum Hajji.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Maha bijaksana. (QS. 3:18)
شهد تعالى - وكفى به شهيدا ، وهو أصدق الشاهدين وأعدلهم ، وأصدق القائلين - ( أنه لا إله إلا هو ) أي : المتفرد بالإلهية لجميع الخلائق ، وأن الجميع عبيده وخلقه ، والفقراء إليه ، وهو الغني عما سواه كما قال تعالى : ( لكن الله يشهد بما أنزل إليك أنزله بعلمه والملائكة يشهدون وكفى بالله شهيدا ) الآية [ النساء : 166 ] .
Allah bersaksi, dan cukuplah Dia saja sebagai saksi, karena Dia yang paling jujur sebagai saksi dan paling adil, serta paling benar perkataannya, (“Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia.”) Hanya Dia saja yang berhak sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk. Dan bahwa semuanya selain Dia adalah hamba dan ciptaan-nya, semuanya butuh kepada-nya, sedang Dia tidak butuh sama sekali kepada selain-nya. Sebagaimana firman-Nya, (“Tetapi Allah memberikan kesaksian atas apa yang diturunkan kepadamu.- ”) (QS. An-Nisaa’: 166)
ثم قرن شهادة ملائكته وأولي العلم بشهادته فقال : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم ) وهذه خصوصية عظيمة للعلماء في هذا المقام . ( قائما بالقسط ) منصوب على الحال ، وهو في جميع الأحوال كذلك . ( لا إله إلا هو ) تأكيد لما سبق ( العزيز الحكيم ) العزيز الذي لا يرام جنابه عظمة وكبرياء ، الحكيم في أقواله وأفعاله وشرعه وقدره .
Setelah itu Dia mempersandingkan kesaksian para Malaikat-nya dan orang-orang yang berilmu dengan kesaksian-nya seraya berfirman, yang artinya (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan “yang berhak diibadahi” melainkan Dia, demikian juga para Malaikat dan orang-orang yang berilmu.”) Yang demikian itu merupakan keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan ini. Qaa-imam bil qisthi (“Yang menegakkan keadilan.”) Yaitu dalam segala hal dan keadaan. (“Tidak ada Tuhan yang haq melainkan Dia.”) Hal ini dimaksudkan untukmemberikan penegasan bagi (kalimat)yang sebelumnya. Al ‘aziizul hakiim (“Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”) Yaitu Maha perkasa yang keagungan dan kebesaran-nya tidak dapat dijangkau, dan yang Maha bijaksana dalam perkataan, perbuatan-perbuatan, syari’at dan ketetapan-nya.
وقال الإمام أحمد : حدثنا يزيد بن عبد ربه ، حدثنا بقية بن الوليد ، حدثني جبير بن عمرو القرشي ، حدثنا أبو سعيد الأنصاري ، عن أبي يحيى مولى آل الزبير بن العوام ، عن الزبير بن العوام ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بعرفة يقرأ هذه الآية : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم ) " وأنا على ذلك من الشاهدين يا رب " .
Imam Ahmad pernah meriwayatkan dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam, dia berkata, aku pernah mendengar Nabi pada waktu berada di ‘Arafah membaca ayat ini, “yang artinya (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Dia. Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”) Lalu beliau bersabda: “Dan terhadap hal itu aku termasuk orang-orang yang memberi kesaksian, ya Rabbku.” [Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim melalui jalan lain].
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (١٩)
Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kufur (mengingkari) terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-nya. (QS. 3:19)
وقوله : ( إن الدين عند الله الإسلام ) إخبار من الله تعالى بأنه لا دين عنده يقبله من أحد سوى الإسلام ، وهو اتباع الرسل فيما بعثهم الله به في كل حين ، حتى ختموا بمحمد صلى الله عليه وسلم ، الذي سد جميع الطرق إليه إلا من جهة محمد صلى الله عليه وسلم ، فمن لقي الله بعد بعثته محمدا صلى الله عليه وسلم بدين على غير شريعته ، فليس بمتقبل . كما قال تعالى : ( ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه [ وهو في الآخرة من الخاسرين ] ) [ آل عمران : 85 ] وقال في هذه الآية مخبرا بانحصار الدين المتقبل عنده في الإسلام : ( إن الدين عند الله الإسلام )
Firman-nya, yang artinya (“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam”) Ini merupakan kabar dari Allah bahwasanya tidak ada agama di sisi-nya yang diterima dari seseorang selain Islam. Yaitu mengikuti para Rasul dalam setiap apa yang mereka bawa pada setiap saat hingga berakhir pada Muhammad. Yang mana jalan menuju diri-nya ditutup kecuali melalui jalan Muhammad. Maka barangsiapa menemui Allah (meninggal dunia) setelah diutusnya Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang tidak sejalan dengan syari’at-nya, tidak akan pernah diterima. Sebagaimana yang difirmankan-nya: (“siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu daripadanya.”) Melalui ayat ini, Allah memberitahukan pembatasan, bahwa agama yang diterima di sisi-nya hanyalah Islam, (“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.”)
وذكر ابن جرير أن ابن عباس قرأ : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم إن الدين عند الله الإسلام ) بكسر " إنه " وفتح ( إن الدين عند الله الإسلام ) أي : شهد هو وملائكته وأولو العلم من البشر بأن الدين عند الله الإسلام . والجمهور قرءوها بالكسر على الخبر ، وكلا المعنيين صحيح . ولكن هذا على قول الجمهور أظهر والله أعلم .
Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Ibnu ‘Abbas pernah membaca ayat: yang artinya (“Allah bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha perkasa lagi Maba bijaksana. Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.”) -
Ibnu ‘Abbas membacanya dengan kasrah pada kata “annahuu” yaitu menjadi “innahuu” dan membacanya dengan fathah pada kata “inna” menjadi “anna”. Maksudnya bahwa Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahwa agama yang diterima di sisi Allah hanya Islam. Sedangkan Jumhur Ulama membacanya dengan kasrah yang berkedudukan sebagai khabar (predikat) Dan kedua makna tersebut benar. Tetapi pendapat Jumhur ulama lebih tepat dan jelas. Wallahu a’lam.
ثم أخبر تعالى بأن الذين أوتوا الكتاب الأول إنما اختلفوا بعد ما قامت عليهم الحجة بإرسال الرسل إليهم ، وإنزال الكتب عليهم ، فقال : ( وما اختلف الذين أوتوا الكتاب إلا من بعد ما جاءهم العلم بغيا بينهم ) أي : بغى بعضهم على بعض ، فاختلفوا في الحق لتحاسدهم وتباغضهم وتدابرهم ، فحمل بعضهم بغض البعض الآخر على مخالفته في جميع أقواله وأفعاله ، وإن كانت حقا ، ثم قال : ( ومن يكفر بآيات الله فإن الله سريع الحساب ) أي : من جحد بما أنزل الله في كتابه فإن الله سيجازيه على ذلك ، ويحاسبه على تكذيبه ، ويعاقبه على مخالفته كتابه
Kemudian Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang telah diberi al-Kitab di masa-masa yang lalu berbeda pendapat setelah adanya hujjah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul kepada mereka serta diturunkannya kitab-kitab kepada para Rasul tersebut. Dia berfirman, yang artinya (“Tidak berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka.”) Maksudnya, sebagian mereka merasa dengki atas sebagian lainnya sehingga mereka berselisih dalam hal kebenaran lantaran mereka saling dengki dan benci serta saling membelakangi. Lalu sebagian mereka membawa kebencian kepada sebagian yang lain, kepada penentangan terhadap sebagian yang lain dalam seluruh ucapan dan perbuatannya, meskipun benar. Kemudian Allah berfirman: yang artinya (“Barangsiapa kufur terhadap ayat-ayat Allah.”) Yaitu barangsiapa mengingkari apa yang telah diturunkan Allah dalam Kitab-nya. (“Maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-nya.”) Maksudnya, Allah akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut dan menghisabnya atas kedustaan yang telah diperbuatnya serta menyiksanya atas penolakannya terhadap Kitab-nya.
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (٢٠)
Kemudian jika mereka mendebatmu tentang kebenaran Islam, maka katakanlah: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan demikian pula orang-orang yang mengikutiku.’ Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-Kitab, dan kepada orang-orang yang ummi: ‘Apakah kamu mau masuk Islam.’ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah. Dan Allah Mahamelihat akan hamba-hamba-nya.” (QS. 3:20)
ثم قال تعالى : ( فإن حاجوك ) أي : جادلوك في التوحيد ( فقل أسلمت وجهي لله ومن اتبعن ) أي : فقل أخلصت عبادتي لله وحده ، لا شريك له ولا ند [ له ] ولا ولد ولا صاحبة له ( ومن اتبعن ) على ديني ، يقول كمقالتي ، كما قال تعالى : ( قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني [ وسبحان الله وما أنا من المشركين ] ) [ يوسف : 108 ] .
Lalu Dia berfirman, yang artinya (“Kemudian jika mereka mendebat kamu.”) Yaitu mendebatmu dalam hal tauhid, (“Maka katakanlah: ‘Aku menyerahkan diri kepada Allah dan demikian juga orang-orang yang mengikutiku.”) Yaitu, katakanlah: “Aku telah mengikhlaskan ibadahku hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu, tiada tandingan, tiada beranak, dan tiada pula isteri bagi-nya.” (“Dan orang-orang yang mengikutiku.”) Yaitu mengikuti agamaku dan mengatakan seperti yang aku katakan, sebagaimana Dia berfiirman, yang artinya (“Katakanlah: `Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata.’”) (QS. Yusuf: 108)
ثم قال تعالى آمرا لعبده ورسوله محمد صلى الله عليه وسلم أن يدعو إلى طريقته ودينه ، والدخول في شرعه وما بعثه الله به الكتابيين من الملتين والأميين من المشركين فقال : ( وقل للذين أوتوا الكتاب والأميين أأسلمتم فإن أسلموا فقد اهتدوا وإن تولوا فإنما عليك البلاغ ) أي : والله عليه حسابهم وإليه مرجعهم ومآبهم ، وهو الذي يهدي من يشاء ، ويضل من يشاء ، وله الحكمة في ذلك ، والحجة البالغة ، ولهذا قال : ( والله بصير بالعباد ) أي : هو عليم بمن يستحق الهداية ممن يستحق الضلالة ، وهو الذي ( لا يسأل عما يفعل وهم يسألون ) [ الأنبياء : 33 ] وما ذاك إلا لحكمته ورحمته .
Kemudian melalui firman-Nya, Dia memerintahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad untuk mengajak Ahlul Kitab dan orang-orang yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) dari kalangan orang-orang musyrik menuju jalan dan agama-nya serta masuk dalam syari’at-nya seraya berfirman, yang artinya (“Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi : Apakah kalian mau masuk Islam?’ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah saja.”) Maksudnya, Allah Ta’ala-lah yang akan menghisab mereka, dan hanya kepada-nya mereka kembali. Dialah yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-nya. Dia memiliki hikmah yang sempurna dan hujjah yang jelas lagi kuat. Oleh karena itu Dia berfirman, yang artinya (“Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-nya.”) Maksudnya, Dia mengetahui siapa saja orang yang berhak mendapatkan hidayah dan siapa saja orang yang berhak mendapatkan kesesatan. Dia-lah yang: (“Tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-nya, dan merekalah yang akan ditanya.”) Yang demikian itu tidak lain hanyalah karena hikmah dan rahmat-nya.
وهذه الآية وأمثالها من أصرح الدلالات على عموم بعثته ، صلوات الله وسلامه عليه ، إلى جميع الخلق ، كما هو معلوم من دينه ضرورة ، وكما دل عليه الكتاب والسنة في غير ما آية وحديث ، فمن ذلك قوله تعالى : ( قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا ) [ الأعراف : 158 ] وقال تعالى : ( تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا ) [ الفرقان : 1 ]
Ayat ini dan yang semisalnya merupakan ayat yang paling jelas yang menunjukkan universalitas pengutusan Rasulullah kepada seluruh umat manusia, sebagaimana hal itu menjadi keharusan yang mesti diketahui dalam ajaran agamanya dan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah dalam banyak ayat dan hadits. Di antaranya adalah firman Allah yang artinya: (“Katakanlah: Wahai sekalian umat manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul Allah yang diutus kepada kamu semua.’”) (QS. Al-A’raaf: 158). Demikian juga firman-nya: (“Mahasuci Allah yang telab menurunkan al-Furqon kepada hamba-nya, agar menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”) (QS. Al-Furqaan: 1)
وفي الصحيحين وغيرهما ، مما ثبت تواتره بالوقائع المتعددة ، أنه بعث كتبه صلى الله عليه وسلم يدعو إلى الله ملوك الآفاق ، وطوائف بني آدم من عربهم وعجمهم ، كتابيهم وأميهم ، امتثالا لأمر الله له بذلك . وقد روى عبد الرزاق ، عن معمر ، عن همام ، عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : " والذي نفسي بيده ، لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ، ومات ولم يؤمن بالذي أرسلت به ، إلا كان من أهل النار " رواه مسلم .
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya, di antara hal yang mutawatir dalam berbagai macam peristiwa, bahwasanya Rasulullah mengirimkan surat-suratnya kepada para raja dan beberapa kelompok orang untuk mengajak mereka ke jalan Allah, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non-Arab, baik yang pandai baca tulis maupun yang ummi, sebagai pelaksanaan atas perintah Allah kepadanya. Abdurrazzaq pernah meriwayatkan dari Abu Hurairah RA. dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-nya, tidak ada seorang pun dari umat ini yang mendengar tentang diriku, baik Yahudi maupun Nasrani, lalu dia meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya (Islam), melainkan ia termasuk penghuni Neraka.” (HR. Muslim).
وقال صلى الله عليه وسلم : " بعثت إلى الأحمر والأسود " وقال : " كان النبي يبعث إلى قومه خاصة وبعثت إلى الناس عامة " . وقال الإمام أحمد : حدثنا مؤمل ، حدثنا حماد ، حدثنا ثابت عن أنس ، رضي الله عنه : أن غلاما يهوديا كان يضع للنبي صلى الله عليه وسلم وضوءه ويناوله نعليه ، فمرض ، فأتاه النبي صلى الله عليه وسلم فدخل عليه وأبوه قاعد عند رأسه ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : " يا فلان ، قل : لا إله إلا الله " فنظر إلى أبيه ، فسكت أبوه ، فأعاد عليه النبي صلى الله عليه وسلم ، فنظر إلى أبيه ، فقال أبوه : أطع أبا القاسم ، فقال الغلام : أشهد أن لا إله إلا الله وأنك رسول الله ، فخرج النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقول : " الحمد لله الذي أخرجه بي من النار " أخرجه البخاري في الصحيح إلى غير ذلك من الآيات والأحاديث .
Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas: “Bahwa ada seorang anak Yahudi yang biasa mengambilkan air wudhu untuk Rasulullah dan membawakan sandal beliau. Lalu anak itu jatuh sakit, maka Rasulullah menjenguknya. Beliau menemuinya, sedangkan ayahnya sedang duduk di samping kepalanya. Kemudian beliau bersabda kepadanya: `Wahai fulan, ucapkanlah “Laa ilaaHa illallaaH” Lalu anak itu melihat ke arah ayahnya dan ayahnya pun diam. Kemudian beliau mengulanginya kembali, anak itupun kembali melihat ayahnya, maka ayahnya pun mengatakan: `Taatilah Abul Qasim (Rasulullah).’ Maka anak itupun mengucapkan: `Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah dan engkau adalah Rasul Allah.’ Setelah itu Nabi keluar seraya berucap: `Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkannya dari Neraka melalui aku.’” [Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ وَبِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang ridla dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul, maka dia telah merasakan nikmatnya iman."[HR.muslim No : 49].
حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ حُمْرَانَ عَنْ عُثْمَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ الْوَلِيدِ أَبِي بِشْرٍ قَالَ سَمِعْتُ حُمْرَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مِثْلَهُ سَوَاءً
Telah menceritakan kepada kami al-Walid bin Muslim dari Humran dari Utsman dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa meningggal sedangkan dia mengetahui bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, niscaya dia masuk surga. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakar al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami Bisyr bin al-Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Khalid al-Hadzdza' dari al-Walid Abu Bisyr dia berkata, aku mendengar Humran berkata, aku mendengar Utsman berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sama seperti itu.[HR.muslim No : 38].
جُنَادَةُ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
telah menceritakan kepada kami Junadah bin Abu Umayyah telah menceritakan kepada kami Ubadah bin ash-Shamit dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: Barangsiapa mengucapkan dua Kalimah Syahadat yaitu: tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya, bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah, anak hamba-Nya dan kalimah Allah (Nabi Isa As) yang Dia letakkan pada Maryam dan ruh dari-Nya, surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya, di mana Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Surga melalui salah satu dari delapan pintu Surga yang dia kehendaki.[HR.muslim No : 41].
رَوَى أَبُو الْفَرَجِ اِبْنُ الْجَوْزِي بِسَنَدِهِ إِلَى مَيْسَرَةَ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَتَى كُنْت نَبِيًّا ؟ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْأَرْضَ وَاسْتَوَى إلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَخَلَقَ الْعَرْشَ : كَتَبَ عَلَى سَاقِ الْعَرْشِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَخَلَقَ اللهُ الْجَنَّةَ الَّتِي أَسْكَنَهَا آدَمَ وَحَوَّاءَ فَكَتَبَ اسْمِي عَلَى الْأَبْوَابِ وَالْأَوْرَاقِ وَالْقِبَابِ وَالْخِيَامِ وَآدَمُ بَيْنَ الرُّوحِ وَالْجَسَدِ فَلَمَّا أَحْيَاهُ اللهُ تَعَالَى نَظَرَ إلَى الْعَرْشِ فَرَأَى اسْمِي فَأَخْبَرَهُ اللهُ أَنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِك فَلَمَّا غَرَّهُمَا الشَّيْطَانُ تَابَا وَاسْتَشْفَعَا بِاسْمِي إلَيْهِ
Abul Faroj Ibnu Al Jauzi meriwayatkan dengan sanad sampai kepada Maisaroh, ia berkata,: “Saya bertanya; “Wahai Rasulullah, kapan engkau menjadi Nabi?” Nabi menjawab : “Ketika Allah menciptakan bumi dan naik ke atas langit dan menyempurnakannya menjadi tujuh langit, dan menciptakan ‘Arsy maka Allah menulis di atas kaki ‘Arsy “Muhammad Rasulullah Khootamul Anbiyaa’.” Dan Allah menciptakan surga yang ditempati oleh Adam dan Hawwaa’. Lalu Dia menulis namaku pada pintu, daun, kubah dan kemah. Saat itu kondisi Adam berada antara ruh dan jasad. Ketika Allah menghidupkan Adam, ia memandang ‘arsy dan melihat namaku. Lalu Allah menginformasikan kepadanya bahwa Muhammad (yang tercatat pada ‘arsy) adalah junjungan keturunanmu. Ketika Adam dan Hawwa’ terpedaya oleh syetan, keduanya bertaubat dan memohon syafa’at kepada-nya dengan namaku.”
وَرَوَى أَبُوْ نُعَيْم اَلْحَافِظُ فِي كِتَابِ دَلَائِلِ النُّبُوَّةِ وَمِنْ طَرِيْقِ الشَيْخِ أَبِي الْفَرَجِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ رَشِيْدٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيْد اَلْفِهْرِي حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ الْمَدَنِي عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :(لَمَّا أَصَابَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ : يَارَبِّ! بِحَقِّ مُحَمَّدٍ إِلَّا غَفَرْتَ لِي ، فَأَوْحَى إِلَيْهِ : وَمَا مُحَمَّدٌ وَمَنْ مُحَمَّدٌ ؟ فَقَالَ : يَا رَبِّ ! إِنَّكَ لَمَّا أَتْمَمْتَ خَلْقِي رَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى عَرْشِكَ فَإِذًا عَلَيْهِ مَكْتُوْبٌ : لآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ ، فَعَلِمْتُ أَنَّهُ أَكْرَمُ خَلْقِكَ عَلَيْكَ إِذْ قَرَنْتَ اسْمَهُ مَعَ اِسْمِكَ ، فَقَالَ : نَعَمْ ، قَدْ غَفَرْتُ لَكَ ، وَهُوَ آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ ،وَلَوْلَاهُ مَاخَلَقْتُكَ) فَهَذَا الْحَدِيْثُ يُؤَيِّدُ الَّذِي قَبْلَهُ ، وَهُمَا كَالتَّفْسِيْرِ لِلْأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ .اهـ من الفتاوى
Al-Hafidh Abu Nu’aim meriwayatkan dalam kitab Dalaailun Nubuwwah dan melalui jalur Syaikh Abil Faroj. Menceritakan kepadaku Sulaiman ibn Ahmad, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Rosyid, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Sa’id al-Fihri, menceritakan kepadaku Abdulloh ibn Ismail al-Madani dari Abdurrohman ibn Yazid ibn Aslam dari ayahnya dari ‘Umar bin Khotthob, ia berkata : Rasulullah bersabda: “Ketika Adam melakukan kesalahan, ia mengangkat kepalanya dan berdo’a; “Wahai Tuhanku, dengan hak Muhammad, mohon Engkau ampuni aku,”. Allah bertanya melauli wahyu kepada Adam, “Apa dan siapakah Muhammad?”
Nabi Adam menjawab : “Ya Tuhanku, ketika Engkau menyempurnakan penciptaanku, aku mengangkat kepalaku ke arah ‘arsy-Mu dan ternyata di sana tertera tulisan “Laa Ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah”. Jadi saya tahu bahwa Muhammad adalah makhluk Engkau yang paling mulia di sisi-Mu. Karena Engkau merangkai namanya dengan namaMu,” “Betul,” jawab Allah, “Aku telah mengampunimu, dan Muhammad adalah Nabi terakhir dari keturunanmu. Jika tanpa dia, Aku tidak akan menciptakanmu.” Ibnu Taimiyah berkata : Hadits ini menguatkan hadits sebelumnya, dan kedua-nya seperti tafsir atas beberapa hadits shahih. [Majmu’ Al Fatawa, juz. II, hlm. 151].
Bersambung....
(1) Syahadat - Memahai Makna Kalimat "Syahadat". (2) Shalat - Mengetahui Cara Shalat Yang Benar. (3) Zakat - Mengetahui Panduan Zakat Praktis. (4) Puasa - Mengetahui Masalah-masalah Puasa. (5) Hajji - Mengetahui Masalah-masalah Hukum Hajji.
Firman Allah :
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Maha bijaksana. (QS. 3:18)
Ibnu Katsit Menjelaskan :
شهد تعالى - وكفى به شهيدا ، وهو أصدق الشاهدين وأعدلهم ، وأصدق القائلين - ( أنه لا إله إلا هو ) أي : المتفرد بالإلهية لجميع الخلائق ، وأن الجميع عبيده وخلقه ، والفقراء إليه ، وهو الغني عما سواه كما قال تعالى : ( لكن الله يشهد بما أنزل إليك أنزله بعلمه والملائكة يشهدون وكفى بالله شهيدا ) الآية [ النساء : 166 ] .
Allah bersaksi, dan cukuplah Dia saja sebagai saksi, karena Dia yang paling jujur sebagai saksi dan paling adil, serta paling benar perkataannya, (“Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia.”) Hanya Dia saja yang berhak sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk. Dan bahwa semuanya selain Dia adalah hamba dan ciptaan-nya, semuanya butuh kepada-nya, sedang Dia tidak butuh sama sekali kepada selain-nya. Sebagaimana firman-Nya, (“Tetapi Allah memberikan kesaksian atas apa yang diturunkan kepadamu.- ”) (QS. An-Nisaa’: 166)
ثم قرن شهادة ملائكته وأولي العلم بشهادته فقال : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم ) وهذه خصوصية عظيمة للعلماء في هذا المقام . ( قائما بالقسط ) منصوب على الحال ، وهو في جميع الأحوال كذلك . ( لا إله إلا هو ) تأكيد لما سبق ( العزيز الحكيم ) العزيز الذي لا يرام جنابه عظمة وكبرياء ، الحكيم في أقواله وأفعاله وشرعه وقدره .
Setelah itu Dia mempersandingkan kesaksian para Malaikat-nya dan orang-orang yang berilmu dengan kesaksian-nya seraya berfirman, yang artinya (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan “yang berhak diibadahi” melainkan Dia, demikian juga para Malaikat dan orang-orang yang berilmu.”) Yang demikian itu merupakan keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan ini. Qaa-imam bil qisthi (“Yang menegakkan keadilan.”) Yaitu dalam segala hal dan keadaan. (“Tidak ada Tuhan yang haq melainkan Dia.”) Hal ini dimaksudkan untukmemberikan penegasan bagi (kalimat)yang sebelumnya. Al ‘aziizul hakiim (“Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”) Yaitu Maha perkasa yang keagungan dan kebesaran-nya tidak dapat dijangkau, dan yang Maha bijaksana dalam perkataan, perbuatan-perbuatan, syari’at dan ketetapan-nya.
وقال الإمام أحمد : حدثنا يزيد بن عبد ربه ، حدثنا بقية بن الوليد ، حدثني جبير بن عمرو القرشي ، حدثنا أبو سعيد الأنصاري ، عن أبي يحيى مولى آل الزبير بن العوام ، عن الزبير بن العوام ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بعرفة يقرأ هذه الآية : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم ) " وأنا على ذلك من الشاهدين يا رب " .
Imam Ahmad pernah meriwayatkan dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam, dia berkata, aku pernah mendengar Nabi pada waktu berada di ‘Arafah membaca ayat ini, “yang artinya (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Dia. Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”) Lalu beliau bersabda: “Dan terhadap hal itu aku termasuk orang-orang yang memberi kesaksian, ya Rabbku.” [Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim melalui jalan lain].
Firman Allah :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (١٩)
Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kufur (mengingkari) terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-nya. (QS. 3:19)
Ibnu Katsit Menjelaskan :
وقوله : ( إن الدين عند الله الإسلام ) إخبار من الله تعالى بأنه لا دين عنده يقبله من أحد سوى الإسلام ، وهو اتباع الرسل فيما بعثهم الله به في كل حين ، حتى ختموا بمحمد صلى الله عليه وسلم ، الذي سد جميع الطرق إليه إلا من جهة محمد صلى الله عليه وسلم ، فمن لقي الله بعد بعثته محمدا صلى الله عليه وسلم بدين على غير شريعته ، فليس بمتقبل . كما قال تعالى : ( ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه [ وهو في الآخرة من الخاسرين ] ) [ آل عمران : 85 ] وقال في هذه الآية مخبرا بانحصار الدين المتقبل عنده في الإسلام : ( إن الدين عند الله الإسلام )
Firman-nya, yang artinya (“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam”) Ini merupakan kabar dari Allah bahwasanya tidak ada agama di sisi-nya yang diterima dari seseorang selain Islam. Yaitu mengikuti para Rasul dalam setiap apa yang mereka bawa pada setiap saat hingga berakhir pada Muhammad. Yang mana jalan menuju diri-nya ditutup kecuali melalui jalan Muhammad. Maka barangsiapa menemui Allah (meninggal dunia) setelah diutusnya Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang tidak sejalan dengan syari’at-nya, tidak akan pernah diterima. Sebagaimana yang difirmankan-nya: (“siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu daripadanya.”) Melalui ayat ini, Allah memberitahukan pembatasan, bahwa agama yang diterima di sisi-nya hanyalah Islam, (“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.”)
وذكر ابن جرير أن ابن عباس قرأ : ( شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم إن الدين عند الله الإسلام ) بكسر " إنه " وفتح ( إن الدين عند الله الإسلام ) أي : شهد هو وملائكته وأولو العلم من البشر بأن الدين عند الله الإسلام . والجمهور قرءوها بالكسر على الخبر ، وكلا المعنيين صحيح . ولكن هذا على قول الجمهور أظهر والله أعلم .
Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Ibnu ‘Abbas pernah membaca ayat: yang artinya (“Allah bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha perkasa lagi Maba bijaksana. Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.”) -
Ibnu ‘Abbas membacanya dengan kasrah pada kata “annahuu” yaitu menjadi “innahuu” dan membacanya dengan fathah pada kata “inna” menjadi “anna”. Maksudnya bahwa Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahwa agama yang diterima di sisi Allah hanya Islam. Sedangkan Jumhur Ulama membacanya dengan kasrah yang berkedudukan sebagai khabar (predikat) Dan kedua makna tersebut benar. Tetapi pendapat Jumhur ulama lebih tepat dan jelas. Wallahu a’lam.
ثم أخبر تعالى بأن الذين أوتوا الكتاب الأول إنما اختلفوا بعد ما قامت عليهم الحجة بإرسال الرسل إليهم ، وإنزال الكتب عليهم ، فقال : ( وما اختلف الذين أوتوا الكتاب إلا من بعد ما جاءهم العلم بغيا بينهم ) أي : بغى بعضهم على بعض ، فاختلفوا في الحق لتحاسدهم وتباغضهم وتدابرهم ، فحمل بعضهم بغض البعض الآخر على مخالفته في جميع أقواله وأفعاله ، وإن كانت حقا ، ثم قال : ( ومن يكفر بآيات الله فإن الله سريع الحساب ) أي : من جحد بما أنزل الله في كتابه فإن الله سيجازيه على ذلك ، ويحاسبه على تكذيبه ، ويعاقبه على مخالفته كتابه
Kemudian Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang telah diberi al-Kitab di masa-masa yang lalu berbeda pendapat setelah adanya hujjah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul kepada mereka serta diturunkannya kitab-kitab kepada para Rasul tersebut. Dia berfirman, yang artinya (“Tidak berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka.”) Maksudnya, sebagian mereka merasa dengki atas sebagian lainnya sehingga mereka berselisih dalam hal kebenaran lantaran mereka saling dengki dan benci serta saling membelakangi. Lalu sebagian mereka membawa kebencian kepada sebagian yang lain, kepada penentangan terhadap sebagian yang lain dalam seluruh ucapan dan perbuatannya, meskipun benar. Kemudian Allah berfirman: yang artinya (“Barangsiapa kufur terhadap ayat-ayat Allah.”) Yaitu barangsiapa mengingkari apa yang telah diturunkan Allah dalam Kitab-nya. (“Maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-nya.”) Maksudnya, Allah akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut dan menghisabnya atas kedustaan yang telah diperbuatnya serta menyiksanya atas penolakannya terhadap Kitab-nya.
Firman Allah :
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (٢٠)
Kemudian jika mereka mendebatmu tentang kebenaran Islam, maka katakanlah: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan demikian pula orang-orang yang mengikutiku.’ Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-Kitab, dan kepada orang-orang yang ummi: ‘Apakah kamu mau masuk Islam.’ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah. Dan Allah Mahamelihat akan hamba-hamba-nya.” (QS. 3:20)
Ibnu Katsit Menjelaskan :
ثم قال تعالى : ( فإن حاجوك ) أي : جادلوك في التوحيد ( فقل أسلمت وجهي لله ومن اتبعن ) أي : فقل أخلصت عبادتي لله وحده ، لا شريك له ولا ند [ له ] ولا ولد ولا صاحبة له ( ومن اتبعن ) على ديني ، يقول كمقالتي ، كما قال تعالى : ( قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني [ وسبحان الله وما أنا من المشركين ] ) [ يوسف : 108 ] .
Lalu Dia berfirman, yang artinya (“Kemudian jika mereka mendebat kamu.”) Yaitu mendebatmu dalam hal tauhid, (“Maka katakanlah: ‘Aku menyerahkan diri kepada Allah dan demikian juga orang-orang yang mengikutiku.”) Yaitu, katakanlah: “Aku telah mengikhlaskan ibadahku hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu, tiada tandingan, tiada beranak, dan tiada pula isteri bagi-nya.” (“Dan orang-orang yang mengikutiku.”) Yaitu mengikuti agamaku dan mengatakan seperti yang aku katakan, sebagaimana Dia berfiirman, yang artinya (“Katakanlah: `Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata.’”) (QS. Yusuf: 108)
ثم قال تعالى آمرا لعبده ورسوله محمد صلى الله عليه وسلم أن يدعو إلى طريقته ودينه ، والدخول في شرعه وما بعثه الله به الكتابيين من الملتين والأميين من المشركين فقال : ( وقل للذين أوتوا الكتاب والأميين أأسلمتم فإن أسلموا فقد اهتدوا وإن تولوا فإنما عليك البلاغ ) أي : والله عليه حسابهم وإليه مرجعهم ومآبهم ، وهو الذي يهدي من يشاء ، ويضل من يشاء ، وله الحكمة في ذلك ، والحجة البالغة ، ولهذا قال : ( والله بصير بالعباد ) أي : هو عليم بمن يستحق الهداية ممن يستحق الضلالة ، وهو الذي ( لا يسأل عما يفعل وهم يسألون ) [ الأنبياء : 33 ] وما ذاك إلا لحكمته ورحمته .
Kemudian melalui firman-Nya, Dia memerintahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad untuk mengajak Ahlul Kitab dan orang-orang yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) dari kalangan orang-orang musyrik menuju jalan dan agama-nya serta masuk dalam syari’at-nya seraya berfirman, yang artinya (“Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi : Apakah kalian mau masuk Islam?’ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah saja.”) Maksudnya, Allah Ta’ala-lah yang akan menghisab mereka, dan hanya kepada-nya mereka kembali. Dialah yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-nya. Dia memiliki hikmah yang sempurna dan hujjah yang jelas lagi kuat. Oleh karena itu Dia berfirman, yang artinya (“Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-nya.”) Maksudnya, Dia mengetahui siapa saja orang yang berhak mendapatkan hidayah dan siapa saja orang yang berhak mendapatkan kesesatan. Dia-lah yang: (“Tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-nya, dan merekalah yang akan ditanya.”) Yang demikian itu tidak lain hanyalah karena hikmah dan rahmat-nya.
وهذه الآية وأمثالها من أصرح الدلالات على عموم بعثته ، صلوات الله وسلامه عليه ، إلى جميع الخلق ، كما هو معلوم من دينه ضرورة ، وكما دل عليه الكتاب والسنة في غير ما آية وحديث ، فمن ذلك قوله تعالى : ( قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا ) [ الأعراف : 158 ] وقال تعالى : ( تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا ) [ الفرقان : 1 ]
Ayat ini dan yang semisalnya merupakan ayat yang paling jelas yang menunjukkan universalitas pengutusan Rasulullah kepada seluruh umat manusia, sebagaimana hal itu menjadi keharusan yang mesti diketahui dalam ajaran agamanya dan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah dalam banyak ayat dan hadits. Di antaranya adalah firman Allah yang artinya: (“Katakanlah: Wahai sekalian umat manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul Allah yang diutus kepada kamu semua.’”) (QS. Al-A’raaf: 158). Demikian juga firman-nya: (“Mahasuci Allah yang telab menurunkan al-Furqon kepada hamba-nya, agar menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”) (QS. Al-Furqaan: 1)
وفي الصحيحين وغيرهما ، مما ثبت تواتره بالوقائع المتعددة ، أنه بعث كتبه صلى الله عليه وسلم يدعو إلى الله ملوك الآفاق ، وطوائف بني آدم من عربهم وعجمهم ، كتابيهم وأميهم ، امتثالا لأمر الله له بذلك . وقد روى عبد الرزاق ، عن معمر ، عن همام ، عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : " والذي نفسي بيده ، لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ، ومات ولم يؤمن بالذي أرسلت به ، إلا كان من أهل النار " رواه مسلم .
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya, di antara hal yang mutawatir dalam berbagai macam peristiwa, bahwasanya Rasulullah mengirimkan surat-suratnya kepada para raja dan beberapa kelompok orang untuk mengajak mereka ke jalan Allah, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non-Arab, baik yang pandai baca tulis maupun yang ummi, sebagai pelaksanaan atas perintah Allah kepadanya. Abdurrazzaq pernah meriwayatkan dari Abu Hurairah RA. dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-nya, tidak ada seorang pun dari umat ini yang mendengar tentang diriku, baik Yahudi maupun Nasrani, lalu dia meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya (Islam), melainkan ia termasuk penghuni Neraka.” (HR. Muslim).
وقال صلى الله عليه وسلم : " بعثت إلى الأحمر والأسود " وقال : " كان النبي يبعث إلى قومه خاصة وبعثت إلى الناس عامة " . وقال الإمام أحمد : حدثنا مؤمل ، حدثنا حماد ، حدثنا ثابت عن أنس ، رضي الله عنه : أن غلاما يهوديا كان يضع للنبي صلى الله عليه وسلم وضوءه ويناوله نعليه ، فمرض ، فأتاه النبي صلى الله عليه وسلم فدخل عليه وأبوه قاعد عند رأسه ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : " يا فلان ، قل : لا إله إلا الله " فنظر إلى أبيه ، فسكت أبوه ، فأعاد عليه النبي صلى الله عليه وسلم ، فنظر إلى أبيه ، فقال أبوه : أطع أبا القاسم ، فقال الغلام : أشهد أن لا إله إلا الله وأنك رسول الله ، فخرج النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقول : " الحمد لله الذي أخرجه بي من النار " أخرجه البخاري في الصحيح إلى غير ذلك من الآيات والأحاديث .
Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas: “Bahwa ada seorang anak Yahudi yang biasa mengambilkan air wudhu untuk Rasulullah dan membawakan sandal beliau. Lalu anak itu jatuh sakit, maka Rasulullah menjenguknya. Beliau menemuinya, sedangkan ayahnya sedang duduk di samping kepalanya. Kemudian beliau bersabda kepadanya: `Wahai fulan, ucapkanlah “Laa ilaaHa illallaaH” Lalu anak itu melihat ke arah ayahnya dan ayahnya pun diam. Kemudian beliau mengulanginya kembali, anak itupun kembali melihat ayahnya, maka ayahnya pun mengatakan: `Taatilah Abul Qasim (Rasulullah).’ Maka anak itupun mengucapkan: `Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah dan engkau adalah Rasul Allah.’ Setelah itu Nabi keluar seraya berucap: `Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkannya dari Neraka melalui aku.’” [Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya].
Petunjuk Hadist
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ وَبِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang ridla dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul, maka dia telah merasakan nikmatnya iman."[HR.muslim No : 49].
حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ حُمْرَانَ عَنْ عُثْمَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ الْوَلِيدِ أَبِي بِشْرٍ قَالَ سَمِعْتُ حُمْرَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مِثْلَهُ سَوَاءً
Telah menceritakan kepada kami al-Walid bin Muslim dari Humran dari Utsman dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa meningggal sedangkan dia mengetahui bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, niscaya dia masuk surga. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakar al-Muqaddami telah menceritakan kepada kami Bisyr bin al-Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Khalid al-Hadzdza' dari al-Walid Abu Bisyr dia berkata, aku mendengar Humran berkata, aku mendengar Utsman berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sama seperti itu.[HR.muslim No : 38].
جُنَادَةُ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
telah menceritakan kepada kami Junadah bin Abu Umayyah telah menceritakan kepada kami Ubadah bin ash-Shamit dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: Barangsiapa mengucapkan dua Kalimah Syahadat yaitu: tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya, bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah, anak hamba-Nya dan kalimah Allah (Nabi Isa As) yang Dia letakkan pada Maryam dan ruh dari-Nya, surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya, di mana Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Surga melalui salah satu dari delapan pintu Surga yang dia kehendaki.[HR.muslim No : 41].
Nabi Adam AS Bertawassul, Atas Kalimat Syahadat
رَوَى أَبُو الْفَرَجِ اِبْنُ الْجَوْزِي بِسَنَدِهِ إِلَى مَيْسَرَةَ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَتَى كُنْت نَبِيًّا ؟ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْأَرْضَ وَاسْتَوَى إلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَخَلَقَ الْعَرْشَ : كَتَبَ عَلَى سَاقِ الْعَرْشِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَخَلَقَ اللهُ الْجَنَّةَ الَّتِي أَسْكَنَهَا آدَمَ وَحَوَّاءَ فَكَتَبَ اسْمِي عَلَى الْأَبْوَابِ وَالْأَوْرَاقِ وَالْقِبَابِ وَالْخِيَامِ وَآدَمُ بَيْنَ الرُّوحِ وَالْجَسَدِ فَلَمَّا أَحْيَاهُ اللهُ تَعَالَى نَظَرَ إلَى الْعَرْشِ فَرَأَى اسْمِي فَأَخْبَرَهُ اللهُ أَنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِك فَلَمَّا غَرَّهُمَا الشَّيْطَانُ تَابَا وَاسْتَشْفَعَا بِاسْمِي إلَيْهِ
Abul Faroj Ibnu Al Jauzi meriwayatkan dengan sanad sampai kepada Maisaroh, ia berkata,: “Saya bertanya; “Wahai Rasulullah, kapan engkau menjadi Nabi?” Nabi menjawab : “Ketika Allah menciptakan bumi dan naik ke atas langit dan menyempurnakannya menjadi tujuh langit, dan menciptakan ‘Arsy maka Allah menulis di atas kaki ‘Arsy “Muhammad Rasulullah Khootamul Anbiyaa’.” Dan Allah menciptakan surga yang ditempati oleh Adam dan Hawwaa’. Lalu Dia menulis namaku pada pintu, daun, kubah dan kemah. Saat itu kondisi Adam berada antara ruh dan jasad. Ketika Allah menghidupkan Adam, ia memandang ‘arsy dan melihat namaku. Lalu Allah menginformasikan kepadanya bahwa Muhammad (yang tercatat pada ‘arsy) adalah junjungan keturunanmu. Ketika Adam dan Hawwa’ terpedaya oleh syetan, keduanya bertaubat dan memohon syafa’at kepada-nya dengan namaku.”
وَرَوَى أَبُوْ نُعَيْم اَلْحَافِظُ فِي كِتَابِ دَلَائِلِ النُّبُوَّةِ وَمِنْ طَرِيْقِ الشَيْخِ أَبِي الْفَرَجِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ رَشِيْدٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيْد اَلْفِهْرِي حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ الْمَدَنِي عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :(لَمَّا أَصَابَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ : يَارَبِّ! بِحَقِّ مُحَمَّدٍ إِلَّا غَفَرْتَ لِي ، فَأَوْحَى إِلَيْهِ : وَمَا مُحَمَّدٌ وَمَنْ مُحَمَّدٌ ؟ فَقَالَ : يَا رَبِّ ! إِنَّكَ لَمَّا أَتْمَمْتَ خَلْقِي رَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى عَرْشِكَ فَإِذًا عَلَيْهِ مَكْتُوْبٌ : لآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ ، فَعَلِمْتُ أَنَّهُ أَكْرَمُ خَلْقِكَ عَلَيْكَ إِذْ قَرَنْتَ اسْمَهُ مَعَ اِسْمِكَ ، فَقَالَ : نَعَمْ ، قَدْ غَفَرْتُ لَكَ ، وَهُوَ آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ ،وَلَوْلَاهُ مَاخَلَقْتُكَ) فَهَذَا الْحَدِيْثُ يُؤَيِّدُ الَّذِي قَبْلَهُ ، وَهُمَا كَالتَّفْسِيْرِ لِلْأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ .اهـ من الفتاوى
Al-Hafidh Abu Nu’aim meriwayatkan dalam kitab Dalaailun Nubuwwah dan melalui jalur Syaikh Abil Faroj. Menceritakan kepadaku Sulaiman ibn Ahmad, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Rosyid, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Sa’id al-Fihri, menceritakan kepadaku Abdulloh ibn Ismail al-Madani dari Abdurrohman ibn Yazid ibn Aslam dari ayahnya dari ‘Umar bin Khotthob, ia berkata : Rasulullah bersabda: “Ketika Adam melakukan kesalahan, ia mengangkat kepalanya dan berdo’a; “Wahai Tuhanku, dengan hak Muhammad, mohon Engkau ampuni aku,”. Allah bertanya melauli wahyu kepada Adam, “Apa dan siapakah Muhammad?”
Nabi Adam menjawab : “Ya Tuhanku, ketika Engkau menyempurnakan penciptaanku, aku mengangkat kepalaku ke arah ‘arsy-Mu dan ternyata di sana tertera tulisan “Laa Ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah”. Jadi saya tahu bahwa Muhammad adalah makhluk Engkau yang paling mulia di sisi-Mu. Karena Engkau merangkai namanya dengan namaMu,” “Betul,” jawab Allah, “Aku telah mengampunimu, dan Muhammad adalah Nabi terakhir dari keturunanmu. Jika tanpa dia, Aku tidak akan menciptakanmu.” Ibnu Taimiyah berkata : Hadits ini menguatkan hadits sebelumnya, dan kedua-nya seperti tafsir atas beberapa hadits shahih. [Majmu’ Al Fatawa, juz. II, hlm. 151].
Bersambung....
Kami sangat ingin memanjakan anda dalam belajar, IQRO.NET sangat membutuhkan saran anda dalam mewujudkan hal itu, Salah satunya adalah kami ingin memberitahukan anda ketika kami update Artikel menggunakan RSS atau menggunakan email, silahkan.
Sengaja banyak catatan yang belum selesai, kami ingin tau seberapa perduli anda kepada ilmu, terutama masalah muamalah, biasanya akan terurai pada kolom komentar.
0 Response to "Memahami Makna Kalimat Shahadat"
Post a Comment