Sebagai Imam bertanggung-jawab penuh terhadap Ma’mum-nya, maka dari itu imam harus memperhatikan ma’mum sebelum shalatnya dimulai, hal seperti ini tidak akan terlewatkan apabila imam telah memahami aturan-aturan sebagai imam, seperti yang telah kami ungkap sebelunya [Baca Siapa Yang Lebih Di Utamakan Menjadi Imam Dalam Shalat?]
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اَلْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan seorang imam adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya” [HR. Bukhari no. 853].
Memperingatkan para ma’mum untuk merapikan shaff serta mengaturnya
أَقْبَلَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ ثَلاثاً وَاللهِ لَتُقِيْمُنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ قَالَ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam pernah menghadap ke arah jama’ah shalat dan bersabda : “Tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian. Demi Allah, bila kalian tidak menegakkan shaf kalian, maka Allah akan mencerai-beraikan hati kalian”. An-Nu’man berkata : “Aku saksikan sendiri seorang laki-laki menempelkan bahunya dengan bahu temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya” [HR. Abu Dawud no. 662]
كَانَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم يُسَوِّيْ صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّيْ بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْماً فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِياً صَدْرَهُ مِنَ الصَّفِّ فَقَالَ عِبَادَ اللهِ لَتُسَوُنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam meluruskan shaf-shaf kami (para shahabat) seolah-olah beliau meluruskan qadah (Kayu untuk anak panah) sehingga beliau yakin bahwa kami telah menyadari kewajiban kami (untuk meluruskan shaf). Suatu hari, ketika beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam sudah hendak takbir, tiba-tiba beliau melihat salah seorang diantara kami membusungkan dadanya ke depan melebihi shaf. Maka beliau bersabda : “Hendaknya kalian meluruskan shaf-shaf kalian, kalau tidak Allah akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih” [HR. Muslim no. 436].
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَتَخَلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ اِلىَ نَاحِيَةٍ يَمْسَحُ صُدُوْرَنَا وَ مَنَاكِبَنَا وَ يَقُوْلُ: لاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ، وَ كَانَ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ اْلاَوَّلِ. ابوداود
Dari Al-Bara' bin 'Azib, ia berkata : "Pernah Rasulullah SAW mendatangi barisan shaff dari sudut ke sudut, beliau meratakan dada-dada kami dan bahu-bahu kami sambil bersabda, "Janganlah kalian maju mundur, yang menyebabkan maju mundurnya hati kalian pula”. Dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas ahli shaff yang pertama". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178].
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: اُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَاَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص بِوَجْهِهِ فَقَالَ: اَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَ تَرَاصُّوْا فَاِنّى اَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى. البخارى
Dari Anas, ia berkata : Shalat telah diiqamati, lalu Rasulullah SAW menghadap kepada kami dengan wajahnya lalu bersabda, “Luruskanlah shaff kalian dan rapatkanlah, karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 176]
عَنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِى الصَّلاَةِ وَ يَقُوْلُ: اِسْتَوُوْا وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ لِيَلِنِى مِنْكُمْ اُولُو اْلاَحْلاَمِ وَ النُّهَى ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ. مسلم
Dari Abu Mas'ud, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW meratakan pundak-pundak kami dikala membetulkan shaff untuk shalat seraya bersabda, "Luruskanlah shaff, janganlah kamu berselisih (satu maju ke muka dan yang lain mundur ke belakang) yang menyebabkan berselisih pula hatimu. Hendaklah dekat kepadaku orang-orang yang mempunyai akal dan kepandaian diantara kalian, kemudian orang-orang yang dibawahnya, kemudian orang-orang yang dibawahnya". [HR. Muslim, juz 1, hal. 323]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ فَاِنّى اَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى، وَ كَانَ اَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَ قَدَمَهُ بِقَدَمِهِ. البخارى
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Luruskanlah shaff kalian karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. (Anas berkata) dan seseorang dari kami menempelkan bahunya dengan bahu temannya, dan tapak-kakinya dengan tapak kaki temannya. [HR. Bukhari juz 1, hal. 177]
عَنْ سِمَاكٍ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيْرٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُسَوّى صُفُوْفَنَا اِذَا قُمْنَا لِلصَّلاَةِ، فَاِذَا اسْتَوَيْنَا كَبَّرَ. ابو داود
Dari Simak, ia berkata : Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata, “Dahulu apabila kami akan shalat, Rasulullah SAW meratakan shaff kami, dan apabila shaff sudah rata, barulah beliau bertakbir”. [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178]
عن بن جريج قال أخبرني نافع مولى بن عمر قال كان عمر يبعث رجلا يقوم الصفوف ثم لا يكبر حتى يأتيه فيخبره أن الصفوف قد اعتدلت
Dari Bin Juraij ia berkata telah menceritakan kepadaku Nafi’ :“Pernah ’Umar bin Al-Khaththab radliyallaahu ’anhu menugaskan seseorang untuk mengatur shaff-shaff. Tidaklah ’Umar mulai bertakbir hingga ia (orang yang ditugaskan tersebut) kembali dan mengkhabarkan bahwasannya shaff-shaff telah lurus” [Diriwayatkan oleh ’Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf no. 2437 dan 2439].
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اَلْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan seorang imam adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya” [HR. Bukhari no. 853].
Memperingatkan para ma’mum untuk merapikan shaff serta mengaturnya
أَقْبَلَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ ثَلاثاً وَاللهِ لَتُقِيْمُنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ قَالَ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam pernah menghadap ke arah jama’ah shalat dan bersabda : “Tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian. Demi Allah, bila kalian tidak menegakkan shaf kalian, maka Allah akan mencerai-beraikan hati kalian”. An-Nu’man berkata : “Aku saksikan sendiri seorang laki-laki menempelkan bahunya dengan bahu temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya” [HR. Abu Dawud no. 662]
كَانَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم يُسَوِّيْ صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّيْ بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْماً فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِياً صَدْرَهُ مِنَ الصَّفِّ فَقَالَ عِبَادَ اللهِ لَتُسَوُنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam meluruskan shaf-shaf kami (para shahabat) seolah-olah beliau meluruskan qadah (Kayu untuk anak panah) sehingga beliau yakin bahwa kami telah menyadari kewajiban kami (untuk meluruskan shaf). Suatu hari, ketika beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam sudah hendak takbir, tiba-tiba beliau melihat salah seorang diantara kami membusungkan dadanya ke depan melebihi shaf. Maka beliau bersabda : “Hendaknya kalian meluruskan shaf-shaf kalian, kalau tidak Allah akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih” [HR. Muslim no. 436].
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَتَخَلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ اِلىَ نَاحِيَةٍ يَمْسَحُ صُدُوْرَنَا وَ مَنَاكِبَنَا وَ يَقُوْلُ: لاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ، وَ كَانَ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ اْلاَوَّلِ. ابوداود
Dari Al-Bara' bin 'Azib, ia berkata : "Pernah Rasulullah SAW mendatangi barisan shaff dari sudut ke sudut, beliau meratakan dada-dada kami dan bahu-bahu kami sambil bersabda, "Janganlah kalian maju mundur, yang menyebabkan maju mundurnya hati kalian pula”. Dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas ahli shaff yang pertama". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178].
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: اُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَاَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص بِوَجْهِهِ فَقَالَ: اَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَ تَرَاصُّوْا فَاِنّى اَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى. البخارى
Dari Anas, ia berkata : Shalat telah diiqamati, lalu Rasulullah SAW menghadap kepada kami dengan wajahnya lalu bersabda, “Luruskanlah shaff kalian dan rapatkanlah, karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 176]
عَنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِى الصَّلاَةِ وَ يَقُوْلُ: اِسْتَوُوْا وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ لِيَلِنِى مِنْكُمْ اُولُو اْلاَحْلاَمِ وَ النُّهَى ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ. مسلم
Dari Abu Mas'ud, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW meratakan pundak-pundak kami dikala membetulkan shaff untuk shalat seraya bersabda, "Luruskanlah shaff, janganlah kamu berselisih (satu maju ke muka dan yang lain mundur ke belakang) yang menyebabkan berselisih pula hatimu. Hendaklah dekat kepadaku orang-orang yang mempunyai akal dan kepandaian diantara kalian, kemudian orang-orang yang dibawahnya, kemudian orang-orang yang dibawahnya". [HR. Muslim, juz 1, hal. 323]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ فَاِنّى اَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى، وَ كَانَ اَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَ قَدَمَهُ بِقَدَمِهِ. البخارى
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Luruskanlah shaff kalian karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. (Anas berkata) dan seseorang dari kami menempelkan bahunya dengan bahu temannya, dan tapak-kakinya dengan tapak kaki temannya. [HR. Bukhari juz 1, hal. 177]
عَنْ سِمَاكٍ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيْرٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُسَوّى صُفُوْفَنَا اِذَا قُمْنَا لِلصَّلاَةِ، فَاِذَا اسْتَوَيْنَا كَبَّرَ. ابو داود
Dari Simak, ia berkata : Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata, “Dahulu apabila kami akan shalat, Rasulullah SAW meratakan shaff kami, dan apabila shaff sudah rata, barulah beliau bertakbir”. [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178]
عن بن جريج قال أخبرني نافع مولى بن عمر قال كان عمر يبعث رجلا يقوم الصفوف ثم لا يكبر حتى يأتيه فيخبره أن الصفوف قد اعتدلت
Dari Bin Juraij ia berkata telah menceritakan kepadaku Nafi’ :“Pernah ’Umar bin Al-Khaththab radliyallaahu ’anhu menugaskan seseorang untuk mengatur shaff-shaff. Tidaklah ’Umar mulai bertakbir hingga ia (orang yang ditugaskan tersebut) kembali dan mengkhabarkan bahwasannya shaff-shaff telah lurus” [Diriwayatkan oleh ’Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf no. 2437 dan 2439].
Kami sangat ingin memanjakan anda dalam belajar, IQRO.NET sangat membutuhkan saran anda dalam mewujudkan hal itu, Salah satunya adalah kami ingin memberitahukan anda ketika kami update Artikel menggunakan RSS atau menggunakan email, silahkan.
Sengaja banyak catatan yang belum selesai, kami ingin tau seberapa perduli anda kepada ilmu, terutama masalah muamalah, biasanya akan terurai pada kolom komentar.
0 Response to "Apa Yang Harus Di Lakukan Imam Sebelum Shalat Dimulai?"
Post a Comment