Berikut ini hadist yang me-nunjuk-kan atau sebagai dalil anjuran untuk meng-Adzani bayi ketika lahir, yang mana hadist-hadist itu telah di perselisihkan oleh sebagian kaum muslim, dalam sebuah web atau blog banyak yang berusaha menghilangkan amalan-amalan salafussolih dengan menganggap hadist yang di jadikan landasan adalah palsu...! berukut ini dalil-dalilnya dalam anjuran meng-Adzani bayi :
Musaddad telah menceritakan kepadaku Yahya dari Sufyan, Telah menghabrkan kepada kami ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari ‘Ubaidullah bin Abi Rofi’ yang katanya dari bapaknya, “Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
Dan telah menceritakan kepadaku Jubaaroh telah menceritakan kepada kami Yahya bin Al Alla’ dari Marwan bin Salim dari Tholhah bin ‘Ubaidillah dari Husain, “Setiap bayi yang baru lahir, lalu diadzankan di telinga kanan dan dikumandangkan iqomah di telinga kiri, maka ummu shibyan [Ummu shibyan adalah jin (perempuan)] tidak akan membahayakannya.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Ibnu Sunny dalam Al Yaum wal Lailah).
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ahmad bin ‘Abdan Telah menghabarkan kepada kami Ahmad bin ‘Ubaid Ash Shofar Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yunus Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Amru bin Saif As Sudusi Telah menceritakan kepada kami Qosim bin Muthoyyib dari Manshur bin Shofiyah dari Abu Ma’bad dan dari Ibnu Abbas,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali pada hari beliau dilahirkan maka beliau adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri.” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Berikut kami cantumkan juga ketika Syaikh Bin Baz di pertanyakan Adzan kepada bayi :
Jawaban Syaikh Bin Baz :
Hal tersebut dituntunkan menurut sejumlah ulama. Ada beberapa hadits mengenai hal ini namun ada pembicaraan mengenai kualitas sanadnya. Jika ada seorang mukmin yang melakukannya maka itu adalah suatu hal yang baik, karena amalan ini termasuk amalan yang disunnahkan dan dari ketaatan.
Hadits tentang masalah ini dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama ‘Ashim bin ‘Ubaidillah bin ‘Ashim bin Umar bin Khattab dan beliau adalah perawi yang memiliki kelemahan namun terdapat sejumlah riwayat yang menguatkannya.
Ketika Nabi memberi nama untuk anaknya Ibrahim tidak terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa beradzan di telinga kanan Ibrahim dan mengumandangkan iqomah di telinga kirinya. Demikian pula bayi-bayi dari kalangan Anshor yang dibawa ke hadapan Nabi untuk ditahnik dan diberi nama, tidak kujumpai riwayat yang menunjukkan bahwa Nabi mengumandangkan adzan dan iqomah pada telinga bayi tersebut.
Namun jika ada yang melakukannya menimbang hadits-hadits yang telah kusebutkan, maka tidak mengapa karena riwayat-riwayat yang ada sebagiannya menguatkan sebagian yang lain [sehingga berstatus HASAN lighairihi (bagus dari jalur lain)]. Ringkasnya ada kelonggaran dalam masalah ini. Jika ada yang mengamalkannya, maka itu baik, mengingat hadits-hadits dalam masalah ini sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Tidak melakukannya juga tidak mengapa”. Langsung lihat ketempatnya http://binbaz.org.sa/mat/9646
Versi Ijma' Ulama Salafussoleh
Lalu bagaimana yang paling utama di adzani atau tudak? Tentu saja yang lebih utama di Adzani karena mayoritas ulama dari golongan Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah telah men-sunnah-kan meng-Adzani bayi yang baru lahir di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam an-Nawawi (631-676 H) rahimahulloh di dalam kitab al-Adzkar sebagai berikut :
Kami telah meriwayatkan di dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan selain keduanya dari Abu Rafi’ rodhiyallohu ‘anhu maulanya Rasululloh SAW, beliau berkata : “Saya telah melihat Rasululloh SAW meng-adzani di telinganya Hasan bin Ali tatkala Fathimah baru saja melahirkannya dengan adzan sholat semoga Alloh meridhoi mereka semua”. Imam at-Tirmidzi berkata : Ini adalah hadits yang hasan lagi shohih. (Al-Adzkar, hal : 298).
Sekumpulan dari sahabat-sahabat kami berkata : DISUNNAHKAN bila seseorang meng-Adzani bayi di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri. Dan sungguh kami telah meriwayatkan di dalam kitab Ibnu as-Sunniy dari Hasan bin Ali rodhiyallohu ‘anhumaa berkata : Rasululloh SAW bersabda : “Barangsiapa yang dilahirkan baginya seorang anak, kemudian dia meng-adzaninya di telinganya yang kanan dan meng-iqomatinya di telinganya yang kiri, maka Jin Ummu Shibyan tidak akan dapat membahayakannya”.(Al-Adzkar, hal : 299).
مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِى عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ
Musaddad telah menceritakan kepadaku Yahya dari Sufyan, Telah menghabrkan kepada kami ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari ‘Ubaidullah bin Abi Rofi’ yang katanya dari bapaknya, “Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
حدثنا جبارة ، حدثنا يحيى بن العلاء ، عن مروان بن سالم ، عن طلحة بن عبيد الله ، عن حسين مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Dan telah menceritakan kepadaku Jubaaroh telah menceritakan kepada kami Yahya bin Al Alla’ dari Marwan bin Salim dari Tholhah bin ‘Ubaidillah dari Husain, “Setiap bayi yang baru lahir, lalu diadzankan di telinga kanan dan dikumandangkan iqomah di telinga kiri, maka ummu shibyan [Ummu shibyan adalah jin (perempuan)] tidak akan membahayakannya.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Ibnu Sunny dalam Al Yaum wal Lailah).
وأخبرنا علي بن أحمد بن عبدان ، أخبرنا أحمد بن عبيد الصفار ، حدثنا محمد بن يونس ، حدثنا الحسن بن عمرو بن سيف السدوسي ، حدثنا القاسم بن مطيب ، عن منصور ابن صفية ، عن أبي معبد ، عن ابن عباس أذن في أذن الحسن بن علي يوم ولد ، فأذن في أذنه اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ahmad bin ‘Abdan Telah menghabarkan kepada kami Ahmad bin ‘Ubaid Ash Shofar Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yunus Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Amru bin Saif As Sudusi Telah menceritakan kepada kami Qosim bin Muthoyyib dari Manshur bin Shofiyah dari Abu Ma’bad dan dari Ibnu Abbas,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali pada hari beliau dilahirkan maka beliau adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri.” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Berikut kami cantumkan juga ketika Syaikh Bin Baz di pertanyakan Adzan kepada bayi :
Jawaban Syaikh Bin Baz :
ﻫﺬﺍ ﻣﺸﺮﻭﻉ ﻋﻨﺪ ﺟﻤﻊ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻗﺪ ﻭﺭﺩ ﻓﻴﻪ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ، ﻭﻓﻲ ﺳﻨﺪﻫﺎ ﻣﻘﺎﻝ، ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻌﻠﻪ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺣﺴﻦ؛ ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺴﻨﻦ ﻭﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻄﻮﻋﺎﺕ،
Hal tersebut dituntunkan menurut sejumlah ulama. Ada beberapa hadits mengenai hal ini namun ada pembicaraan mengenai kualitas sanadnya. Jika ada seorang mukmin yang melakukannya maka itu adalah suatu hal yang baik, karena amalan ini termasuk amalan yang disunnahkan dan dari ketaatan.
ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻲ ﺳﻨﺪﻩ ﻋﺎﺻﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺎﺻﻢ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﻓﻴﻪ ﺿﻌﻒ، ﻭﻟﻪ ﺷﻮﺍﻫﺪ ،
Hadits tentang masalah ini dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama ‘Ashim bin ‘Ubaidillah bin ‘Ashim bin Umar bin Khattab dan beliau adalah perawi yang memiliki kelemahan namun terdapat sejumlah riwayat yang menguatkannya.
ﻭﻗﺪ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺗﺴﻤﻴﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﺤﻔﻆ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺃﺫﻥ ﻟﻤﺎ ﻭﻟﺪ ﻟﻪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ، ﺳﻤﺎﻩ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﺤﻔﻆ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺃﺫﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﺃﻗﺎﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ، ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺆﺗﻰ ﺑﻬﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭ ﻟﻴﺤﻨﻜﻬﻢ ﻭﻳﺴﻤﻴﻬﻢ ﻟﻢ ﺃﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﺃﺫﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻥ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺃﻗﺎﻡ ،
Ketika Nabi memberi nama untuk anaknya Ibrahim tidak terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa beradzan di telinga kanan Ibrahim dan mengumandangkan iqomah di telinga kirinya. Demikian pula bayi-bayi dari kalangan Anshor yang dibawa ke hadapan Nabi untuk ditahnik dan diberi nama, tidak kujumpai riwayat yang menunjukkan bahwa Nabi mengumandangkan adzan dan iqomah pada telinga bayi tersebut.
ﻭﻟﻜﻦ ﺇﺫﺍ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻟﻸﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﺷﺮﻧﺎ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻓﻼ ﺑﺎﺱ، ﻷﻧﻪ ﻳﺸﺪ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻌﻀﺎً، ﻓﺎﻷﻣﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﺍﺳﻊ، ﺇﻥ ﻓﻌﻠﻪ ﺣﺴﻦ ﻟﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺸﺪ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻌﻀﺎً، ﻭﺇﻥ ﺗﺮﻛﻪ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ .
Namun jika ada yang melakukannya menimbang hadits-hadits yang telah kusebutkan, maka tidak mengapa karena riwayat-riwayat yang ada sebagiannya menguatkan sebagian yang lain [sehingga berstatus HASAN lighairihi (bagus dari jalur lain)]. Ringkasnya ada kelonggaran dalam masalah ini. Jika ada yang mengamalkannya, maka itu baik, mengingat hadits-hadits dalam masalah ini sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Tidak melakukannya juga tidak mengapa”. Langsung lihat ketempatnya http://binbaz.org.sa/mat/9646
Versi Ijma' Ulama Salafussoleh
Lalu bagaimana yang paling utama di adzani atau tudak? Tentu saja yang lebih utama di Adzani karena mayoritas ulama dari golongan Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah telah men-sunnah-kan meng-Adzani bayi yang baru lahir di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam an-Nawawi (631-676 H) rahimahulloh di dalam kitab al-Adzkar sebagai berikut :
روينا في سنن أبي داود والترمذي وغيرهما عن أبي رافع رضي الله عنه مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسين بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة رضي الله عنهم “. قال الترمذي : حديث حسن صحيح
Kami telah meriwayatkan di dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan selain keduanya dari Abu Rafi’ rodhiyallohu ‘anhu maulanya Rasululloh SAW, beliau berkata : “Saya telah melihat Rasululloh SAW meng-adzani di telinganya Hasan bin Ali tatkala Fathimah baru saja melahirkannya dengan adzan sholat semoga Alloh meridhoi mereka semua”. Imam at-Tirmidzi berkata : Ini adalah hadits yang hasan lagi shohih. (Al-Adzkar, hal : 298).
قال جماعة من أصحابنا : يستحب أن يؤذن في أذنه اليمنى ويقيم الصلاة في أذنه اليسرى. وقد روينا في كتاب ابن السني عن الحسين بن علي رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من ولد له مولود فأذن في أذنه اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى لم تضره أم الصبيان
Sekumpulan dari sahabat-sahabat kami berkata : DISUNNAHKAN bila seseorang meng-Adzani bayi di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri. Dan sungguh kami telah meriwayatkan di dalam kitab Ibnu as-Sunniy dari Hasan bin Ali rodhiyallohu ‘anhumaa berkata : Rasululloh SAW bersabda : “Barangsiapa yang dilahirkan baginya seorang anak, kemudian dia meng-adzaninya di telinganya yang kanan dan meng-iqomatinya di telinganya yang kiri, maka Jin Ummu Shibyan tidak akan dapat membahayakannya”.(Al-Adzkar, hal : 299).
Kami sangat ingin memanjakan anda dalam belajar, IQRO.NET sangat membutuhkan saran anda dalam mewujudkan hal itu, Salah satunya adalah kami ingin memberitahukan anda ketika kami update Artikel menggunakan RSS atau menggunakan email, silahkan.
Sengaja banyak catatan yang belum selesai, kami ingin tau seberapa perduli anda kepada ilmu, terutama masalah muamalah, biasanya akan terurai pada kolom komentar.
0 Response to "Bagaimana Hukum Membacakan Adzan Di Telinga Bayi"
Post a Comment