Taukah Anda Rahasia Di Balik Surat Al-Fatihah?

Surat Al-Fatihah adalah surat yang pendek terdapat didala Al-Qir’an. Al-Fatihah ini juga disebut dengan “Ummul Qur’an” sebagaimana dalam riwayat ‘Ubadah bin Shaamit dan banyak penyebutan dalam redaksi hadist dengan penyebutan “Ummul Qur’an”. Secara Lafdzi ummul qur’an artinya adalah ibunya ayat al-qur’an. Adapun secara ma’nawi ummul qur’an berma’na Induknya semua ayat dalam al-qur’an. Terlepas dari penjelasan ini, kami hanya akan menyampaikan pokok dari Al-Fatihah itu sendiri.


Rasulullah SAW Mengabarkan Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan surat yang paling mulia dalam Al-Qur’an, hingga di wajibkan untuk dibaca ketika shalat. Diriwayatkan oleh Tirmizi, no. 2875 dan statusnya sangat shahih. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengatakan kepada Ubay bin Ka’b seperti berikut :

أَتُحِبُّ أَنْ أُعَلِّمَكَ سُورَةً لَمْ يَنْزِلْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ ، يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَيْفَ تَقْرَأُ فِي الصَّلَاةِ ؟ قَالَ : فَقَرَأَ أُمَّ الْقُرْآنِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا) صحيح الترمذي

“Apakah engkau suka aku ajarkan kepadamu surat yang belum diturunkan di dalam Taurat, Injil, Zabur tidak juga dalam Al-Furqan sepertinya?" Dia menjawab, “Ya. Wahai Rasulullah." Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Bagaimana anda membaca dalam shalat?" Beliau menjawab, “Membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah).” Maka Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Tidak diturunkan dalam Taurat, Injil, Zabur tidak juga dalam Al-Furqan (surat) semisalnya.” [HR Tirmizi, no. 2875].

Dalam riwayat lain disebutkan oleh Imam Bukhari, pada hadist no. 4474 dari jalur Abu Said bin Al-Mualla,  Beliau mengatakan : "Sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepadanya :

لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ) ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ قُلْتُ لَهُ : أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ ؟ قَالَ : (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي ، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ) .

“Aku akan ajarkan kepadamu suatu surat yang paling utama dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid." Kemudian beliau memegang tanganku. Ketika ingin keluar (masjid) saya katakan kepada beliau, “Tidakkah engkau mengatakan kepada saya akan mengajarkan kepadaku surat yang paling agung dalam Al-Qur’an?" Beliau menjawab, “Al-Hamdulillahi rabbil’alamin (Al-Fatihah), dia adalah As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) dan Al-Qur’anul Azim yang diberikannya.”[HR Bukhari, no. 4474].

 قال النووي : فِيهِ وُجُوب قِرَاءَة الْفَاتِحَة وَأَنَّهَا مُتَعَيِّنَة لَا يُجْزِي غَيْرهَا إِلَّا لِعَاجِزٍ عَنْهَا , وَهَذَا مَذْهَب مَالِك وَالشَّافِعِيّ وَجُمْهُور الْعُلَمَاء مِنْ الصَّحَابَة وَالتَّابِعِينَ فَمَنْ بَعْدهمْ" انتهى

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini (menunjukkan) kewajiban membaca Al-Fatihah dan itu merupakan keharusan. Shalat tidak sah kecuali dengan membacanya. Lain halnya, jika orang tersebut tidak mampu. Ini adalah mazhab Malik, Syafii dan mayoritas para ulama dari kalangan para shahabat, tabiin dan (generasi) setelahnya."


Berikut Surat Al-Fatihah

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam [ayat 1]. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang [ayat 2]. Yang menguasai di Hari Pembalasan [ayat 3]. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan [ayat 4]. Tunjukilah kami jalan yang lurus [ayat 5], (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka [ayat 6], bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang telah sesat [ayat 7].

أنها السبع المثاني التي قال الله فيها : (وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنْ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ) الحجر/87

Dia adalah Assab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung.” (QS. Al-hijr: 87).


Apa Maksud As-Sab’ul Matsani?

 قال الحافظ : اخْتُلِفَ فِي تَسْمِيَتهَا " مَثَانِي " فَقِيلَ لِأَنَّهَا تُثَنَّى كُلّ رَكْعَة أَيْ تُعَاد , وَقِيلَ لِأَنَّهَا يُثْنَى بِهَا عَلَى اللَّه تَعَالَى , وَقِيلَ لِأَنَّهَا اُسْتُثْنِيَتْ لِهَذِهِ الْأُمَّة لَمْ تَنْزِل عَلَى مَنْ قَبْلهَا , " انتهى

Al-Hafidz berkata, “Terdapat perbeda dalam menyikapi maknanya As-Sab’ul Matsani, dikatakan ‘Al-Matsani’ karena diulang pada setiap rokaat dalam shalat. Ada juga yang mengatakan  karena memuji kepada Allah Ta’ala, ada juga pendapat, karena dikhususkan untuk umat ini, dimana (tidak diturunkan) pada umat sebelumnya.’

أنها جمعت بين التوسل إلى الله تعالى بالحمد والثناء على الله تعالى وتمجيده ، والتوسل إليه بعبوديته وتوحيده ، ثم جاء سؤال أهم المطالب وأنجح الرغائب وهو الهداية بعد الوسيلتين ، فالداعي به حقيق بالإجابة . انظر : "مدارج السالكين" (1/24)

Di dalamnya menggabungkan antara tawasul kepada Allah Ta’ala dengan pujian dan sanjungan kepada-Nya serta memuliakan-Nya. Bertawasul kepada-Nya dengan ubudiyah dan mentauhidkan kepada-Nya. Kemudian setelah itu meminta keperluan yang paling penting dan keinginan yang paling bermanfaat yaitu petunjuk setelah dua wasilah tersebut. Maka orang yang meminta seperti lebih layak untuk dikabulkan. [Lihat: ‘Madarijus salikin, 1-24].


Taukah Anda Bahwa Allah Menjawab Baca’an Al-Fatihah Anda?

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ صَلَّى صَلاَةً  لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمّ اْلقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ. ثَلاَثًا، غَيْرُ تَمَامٍ. فَقِيْلَ ِلاَبِى هُرَيْرَةَ: اِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلاِمَامِ. فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ. فَإِنّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَ بَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ. وَ لِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ اْلعَبْدُ: اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِى عَبْدِى. وَ إِذَا قَالَ: اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: اَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِى.وَ إِذَا قَالَ: مَالِكِ يَوْمِ الدّيْنِ، قَالَ: مَجَّدَنِى عَبْدِى  (وَقَالَ مَرَّةً: فَوَّضَ اِلَيَّ عَبْدِى). فَإِذَا قَالَ: اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَ اِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ، قَالَ: هذَا بَيْنِى وَ بَيْنَ عَبْدِى وَ لِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ: اِهْدِنَا الصّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالّيْنَ، قَالَ: هذَا لِعَبْدِى وَ لِعَبْدِى مَا سَأَلَ. مسلم

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur'an (Al-Fatihah) padanya, maka shalatnya itu kurang". (Beliau bersabda demikian tiga kali). "Tidak sempurna". Lalu Abu Hurairah ditanya : "Sesungguhnya kami shalat di belakang imam (lalu bagaimana kami harus berbuat) ?". Abu Hurairah menjawab, "Bacalah di hatimu. Karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Allah Ta'aalaa berfirman : Aku membagi Ash-Shalah (Al-Fatihah) antara-Ku dan antara hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku akan mendapatkan apa-apa yang ia minta.

Maka apabila hamba mengucapkan Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin, Allah Ta'aalaa menjawab, "Hamba-Ku telah memuji-Ku". Apabila ia mengucap Ar-Rohmaanir Rohiim, Allah Ta'aalaa menjawab, "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku". Apabila ia mengucap Maaliki yaumid diin, Allah menjawab, "Hamba-Ku telah mengagungkan Aku", dan juga berfirman, "Hamba-Ku berserah diri kepada-Ku". Apabila ia mengucap Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, Allah menjawab, "Ini adalah antara-Ku dan antara hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku akan mendapatkan apa-apa yang ia minta". Dan apabila ia mengucapkan Ihdinash-shiroothol mustaqiim shirootholladziina an'amta 'alaihim ghoiril maghdluubi 'alaihim waladldloolliin, Allah menjawab, "Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku akan mendapatkan apa-apa yang ia minta". [HR. Muslim, Juz I hal 296].

Maka dari itu Al-Fatihah termasuk dijadikan rukun dalam shalat. Shalat tidak sah kecuali dengannya. Diriwayatkan oleh Bukhari, 756 dan Muslim, 394 dari Ubadah bin Somit radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda : Dari ‘Ubadah bin Shaamit bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak (sah) shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 184]. [Baca juga : Tata Cara Shalat Yang benar].


Fadhilah Al-Fatihah Untuk Pengobatan

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَخِيهِ مَعْبَدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ نَزَلْنَا مَنْزِلًا فَأَتَتْنَا امْرَأَةٌ فَقَالَتْ إِنَّ سَيِّدَ الْحَيِّ سَلِيمٌ لُدِغَ فَهَلْ فِيكُمْ مِنْ رَاقٍ فَقَامَ مَعَهَا رَجُلٌ مِنَّا مَا كُنَّا نَظُنُّهُ يُحْسِنُ رُقْيَةً فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَبَرَأَ فَأَعْطَوْهُ غَنَمًا وَسَقَوْنَا لَبَنًا فَقُلْنَا أَكُنْتَ تُحْسِنُ رُقْيَةً فَقَالَ مَا رَقَيْتُهُ إِلَّا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ قَالَ فَقُلْتُ لَا تُحَرِّكُوهَا حَتَّى نَأْتِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ مَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ مَعَكُمْ و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَقَامَ مَعَهَا رَجُلٌ مِنَّا مَا كُنَّا نَأْبِنُهُ بِرُقْيَةٍ

Dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata ; Kami singgah pada suatu tempat, lalu datanglah seorang wanita kepada kami dan berkata; Sesungguhnya pemimpin wilayah ini sedang sakit, maka apakah dari kalian ada seseorang yang bisa meruqyah? Abu Sa'id berkata; Maka berdirilah seorang laki-laki mengikuti wanita tersebut, padahal kami tidak mengira bahwa laki-laki tersebut pandai meruqyah. lalu ia meruqyahnya dengan surat Al Fatihah hingga iapun sembuh. Lalu mereka memberi seekor kambing kepadanya dan memberi kami minuman susu. Maka kami bertanya kepadanya; Apakah kamu pandai meruqyah? Dia menjawab; Aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surat Al Fatihah.

Abu Sa'id berkata; Aku lalu berkata; Kalian jangan melakukan apapun (mengenai surat al Fatihah) sehingga kita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka beliau pun bersabda: Tidakkah dia tahu bahwa itu adalah ruqyah, bagilah (hadiah itu) dan ikutkan aku dalam pembagian kalian. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna; Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir; Telah menceritakan kepada kami Hisyam melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa. Namun dia berkata dengan kalimat; 'lalu berdirilah salah seorang di antara kami mengikuti wanita itu, yang kami tidak mengiranya akan melakukan ruqyah.'[HR.muslim No : 4081], Hadist semakna [Bukhari No.5295], [Bukhari No.5308], [Muslim No.4080], [HR Bukhari No 4623], [Tirmidzi No.1989], [Ahmad No.10648], [Ahmad No.10972], [Ahmad No.11361].


Kami sangat ingin memanjakan anda dalam belajar, IQRO.NET sangat membutuhkan saran anda dalam mewujudkan hal itu, Salah satunya adalah kami ingin memberitahukan anda ketika kami update Artikel menggunakan RSS atau menggunakan email, silahkan.
Sengaja banyak catatan yang belum selesai, kami ingin tau seberapa perduli anda kepada ilmu, terutama masalah muamalah, biasanya akan terurai pada kolom komentar.

Artikel Terkait :

0 Response to "Taukah Anda Rahasia Di Balik Surat Al-Fatihah?"

Post a Comment